Saturday, 15 February 2014

Menjaga Tetap Produktif di Kala Bencana #PrayForKelud

Pertama-tama Roti MonAy mengucapkan turut berduka atas efek yang ditimbulkan oleh erupsi Gunung Kelud; untuk saudara-saudara kita yang ada di pengungsian di daerah Jawa Timur, untuk hujan abu tebal yang mengguyur Jogja kemarin Jumat pagi, untuk petani yang harus panen dini akibat sawahnya tersiram abu, dan juga untuk warga daerah lain yang tidak dapat beraktivitas secara produktif seperti biasa selama 2 hari terakhir ini.

Sebagian kecil (sekali) pemandangan di suatu daerah di Jogja yang kabarnya berada 260 km jauhnya dari Gunung Kelud, Jumat 14/02/2014, siang

Selama tinggal di Jogja, ini adalah yang kedua kalinya admin merasakan imbas hujan abu, yang pertama adalah pada tahun 2010 (erupsi Gunung Merapi), dan yang kedua adalah tahun 2014 ini (erupsi Gunung Kelud). Tahun 2010 yang lalu, admin tidak begitu merasakan dampak hujan abu karena sempat mengungsi ke rumah sanak saudara di luar Sleman. Tapi kali ini? Mau mengungsi kemana? Hampir setengah Pulau Jawa mendapat kiriman abu dari Kelud. Baru admin rasakan pada saat yang kedua kalinya ini, bahwa menjaga produktivitas di kala bencana (terutama bencana hujan abu) sangatlah penting, mengingat begitu banyak pekerjaan yang masih menunggu untuk diselesaikan sampai hari ini.
  
Ini adalah bencana, kita semua tahu itu. Wajar apabila di saat-saat ini kita tidak melakukan apa-apa alias menganggur di rumah, karena memang di jalanan masih ada begitu banyak abu yang dapat membahayakan kesehatan. Jadi, kesimpulannya kita boleh bersantai-santai di rumah? Tidak juga.
 
Tinggal di dalam rumah memang identik dengan minimnya pekerjaan yg dilakukan, tapi yang perlu diingat adalah waktu akan terus berjalan apapun kondisi yang kita alami. Tapi apa yang bisa kita lakukan di saat-saat seperti ini?
 
Sedari kemarin sudah banyak yang berharap semoga hujan deras segera mengguyur seluruh daerah Jogja, namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Nyatanya sampai detik ini, belum seluruh Jogja merasakan air hujan yang dinanti-nanti. Masih banyak warga yang harus bergelut dengan tebalnya abu vulkanik, begitu banyak warga Jogja yang harus mengambil inisiatif lebih dulu untuk mengeruk timbunan abu di halaman rumahnya. Lantas kita? Bagaimanakah sikap kita hari ini? Masih mengeluhkah?
  
Tidak ada gunanya mengeluh. Kalau kita mengeluh, justru kita harus merasa malu pada warga di sekitar Gunung Kelud yang merasakan kerugian lebih dari kita. Apa yang kita alami di Jogja mungkin belum seberapa dengan penderitaan mereka. Lagipula kita tahu bahwa ini adalah bencana, jadi siapa yang tahu akan terjadi seperti ini?
   
Jika sampai saat ini kita masih belum melakukan apa-apa, segera singsingkan lengan bajumu untuk bergerak. Mulailah dengan membersihkan kamar, lalu rumah, kemudian sekitar rumah. Kalau itu sudah dilakukan dan mau membantu yang lain, kita bisa bersama-sama membersihkannya (mungkin membersihkan sekolah, fasilitas umum, kantor/tempat kerja, dll). Jika sudah selesai, segera bersihkan tubuh dengan air dan tetap tutup pintu/jendela supaya abu tidak mudah beterbangan ke dalam ruangan. Baju yang tadi digunakan sewaktu bersih-bersih pun sebaiknya tidak digunakan lagi (segera dicuci).
 
Hal lain yang dapat dilakukan di saat-saat seperti ini adalah tetap mengerjakan tugas yang bisa dikerjakan di rumah, baik itu tugas dari sekolah/kampus maupun tempat kerja. Mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci dan menyetrika pun tetap bisa dilakukan. Tapi yang perlu diperhatikan adalah tempat jemuran. Apabila memang harus mencuci, pastikan cucian dijemur di dalam rumah, asal tidak mengganggu aktivitas di dalam rumah. Jika tidak ada tempat jemuran di dalam rumah yang terlindung dari abu vulkanik yang beterbangan dari luar, lebih baik urungkan dulu niat untuk mencuci.
  
Apabila kita sangat perlu untuk bepergian keluar rumah dengan sepeda motor, jangan lupa untuk menggunakan masker dan pastikan helm yang digunakan ada kacanya, jika perlu gunakan jas hujan untuk melindungi tubuh dari abu. Dan jika sudah sampai tujuan atau kembali pulang ke rumah/kos, segera bersihkan diri, setidaknya cuci tangan, kaki dan muka.
   
Berikutnya yang perlu untuk kita jaga adalah asupan air minum ke dalam tubuh. Ini mungkin terdengar sepele, namun tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Jangan lupa untuk minum 8 gelas air perhari.
   
Nah, hal lainnya yang bisa dilakukan selain menghabiskan waktu dengan menonton televisi di rumah adalah memberikan sumbangan untuk korban bencana erupsi Gunung Kelud. Banyak yang menyediakan wadah sumbangan/siap menyalurkan sumbangan berupa barang kebutuhan sehari-hari dan uang. Akan tetapi penyalur sumbangan juga harus diketahui secara jelas asalnya, apakah dari lembaga/komunitas/perseorangan dan kapan akan disalurkan. Hal ini semata-mata untuk mengantisipasi terjadinya penipuan. Dan apabila besok sudah turun hujan, para pengendara kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati, karena air hujan yang bercampur dengan abu vulkanik bersifat sama dengan lumpur, yaitu licin.
  
Demikian sharing dari admin Roti MonAy. Kiranya dengan adanya sharing ini dapat menginspirasi kita bahwa bencana bukanlah alasan bagi kita untuk terus bermalas-malasan. Jagalah diri tetap produktif dan jangan lupa untuk membantu saudara-saudara kita di pengungsian erupsi Gunung Kelud dan Sinabung.
 
"Bencana mungkin memperlambat aktivitas kita, namun bukan berarti kita bisa terus berdiam diri tanpa melakukan apa-apa"

1 comment: